Cuaca Buruk, Penyeberangan Poto Tano Ditutup

harianntb.online,- Aktivitas penyeberangan kapal di Pelabuhan Poto Tano Sumbawa Barat dihentikan sementara akibat cuaca buruk. Informasi penutupan ini disampaikan Kementrian Perhubungan Direktorat Jendral Perhubungan Darat, Balai Pengelola Transportasi Darat Kelas II Provinsi NTB, melalui surat pemberitahuannya tertanggal 4 Februari 2025.

” Ya, kita sudah mengeluarkan surat pemberitahuan dimana untuk hari ini, Selasa 4 Februari 2025 aktifitas penyeberangan ditutup sementara,” aku Pengawas Satuan Pelayanan Penyeberangan Poto Tano, Saenal Rahman, Selasa 4/2/2025.

Selain itu kata dia penutupan itu atas faktor pertimbangan keselamatan dan keamanan pelayaran.

” Jadi keberangkatan di pelabuhan Poto Tano ditunda sampai dengan cuaca normal kembali,” tandasnya.

Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan masyarakat di Nusa Tenggara Barat (NTB) terkait cuaca ekstrem yang sedang melanda wilayah tersebut.

Pola angin di NTB umumnya bertiup dari arah barat hingga utara dengan kecepatan berkisar antara 5 knot hingga 40 knot. Berdasarkan laporan dari BMKG, cuaca ekstrem ini disebabkan oleh tiga bibit siklon tropis dan gelombang atmosfer yang aktif di wilayah ini.

BMKG mengidentifikasi tiga bibit siklon tropis yang mempengaruhi NTB, yaitu Bibit Siklon Tropis 96P yang terletak di utara Australia, Bibit Siklon Tropis 90S yang berada di Samudra Hindia selatan NTB, dan Bibit Siklon Tropis 99S yang terdeteksi di Samudra Hindia selatan Banten. Ketiga bibit siklon ini dapat memperburuk kondisi cuaca di NTB dengan potensi hujan lebat dan angin kencang.

Selain itu, gelombang atmosfer juga aktif di wilayah NTB, yang semakin memperburuk cuaca ekstrem ini. BMKG memperkirakan bahwa potensi angin kencang dan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat akan terus berlangsung hingga 6 Februari 2025. Masyarakat diimbau untuk selalu waspada terhadap perubahan cuaca yang dapat terjadi secara mendadak.

Gelombang laut di perairan selatan Pulau Lombok dan Sumbawa berpotensi mencapai ketinggian 2,5 hingga 4 meter, yang dapat berbahaya bagi aktivitas pelayaran.

“Gelombang laut dengan kategori sedang sampai tinggi ini dapat mencapai lebih dari 2 meter, dan berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Nusa Tenggara Barat,” demikian BMKG. Tan