Penyedia MBG Taliwang Klarifikasi Dugaan Temuan Ulat Dalam Makanan

Taliwang, harianntb.online,- Penyedia Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Taliwang mengklarifikasi kejadian temuan ulat dalam makanan di SMP 1 Taliwang Sumbawa Barat.

Diketahui, saat ini Program MBG yang diinisiasi Presiden Prabowo Subianto menjadi sorotan, sejak viral nya dugaan keracunan puluhan siswa di Kecamatan Empang Sumbawa.

Dari kejadian ini menimbulkan kekhawatiran publik terkait pelaksanaan dan pengawasan program yang bertujuan untuk meningkatkan gizi peserta didik tersebut.

Menanggapi hal itu, penyedia MBG Rayon Taliwang (CV JK) Ernawati Sudirman mengatakan, adanya kelalaian dalam proses seleksi bahan makanan yang masuk.

Daging ayam yang diduga ada ulatnya dalam satu nampan siswa tersebut sebelumnya sudah melalui seleksi.

” Ini memang kesalahan dari kami. Tapi untuk daging ayam itu sebenarnya sudah kami sortir dan melalui pemeriksaan tim kesehatan sebelum dimasukkan kedalam nampan siswa,” ungkap Erna dalam keterangan Persnya, Sabtu, 20/9.

Menurutnya, bahan baku makanan termasuk daging ayam diperoleh dari pelaku UMKM lokal sebagai bentuk pemberdayaan ekonomi masyarakat. Pihaknya mengambil bahan dari beberapa UMKM di wilayah setempat yang telah melalui proses seleksi ketat.

“Untuk evaluasi, kami akan lebih memperketat pengawasan terhadap bahan baku yang masuk, guna mencegah kejadian serupa ke depannya. Atas peristiwa ini, kami memohon maaf dan kami akan memberi teguran kepada pemasok. Ke depan, kami akan lebih hati-hati dan lebih selektif lagi,” katanya.

Sementara itu Anggota DPRD Sumbawa Barat, Iwan Irawan yang turut hadir dikesempatan itu mengaku telah berkoordinasi dan melakukan evaluasi bersama pihak penanggung jawab penyedia makanan (MBG) tersebut.

Ia mengatakan, sebagai bentuk pengawasan, pihak MBG sudah diminta untuk segera mengambil langkah perbaikan agar kasus serupa tidak terulang lagi.

” Langkah ini sekaligus untuk menjaga kepercayaan publik terhadap program yang digadang-gadang sebagai solusi peningkatan kualitas gizi anak bangsa,” katanya.

Menurutnya, evaluasi terhadap dugaan itu memang harus dilakukan, bukan hanya pada kualitas masakan, melainkan juga pada tata laksana penyiapan, distribusi, hingga standar operasional (SOP) penyajian makanan.

“Jangan sampai program sebesar ini, dengan anggaran yang sangat besar, justru menimbulkan masalah baru. Makanan yang seharusnya disajikan segar dan higienis, karena faktor keterbatasan produksi massal, malah tidak layak konsumsi. Ini yang bisa memicu masalah,” cetusnya.

Iwan mendorong agar seluruh MBG yang ada dapat meminimalisasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, terutama yang berkaitan dengan keamanan pangan. Dugaan temuan ulat dan hal-hal lain yang mengganggu kenyamanan penerima manfaat tentunya harus menjadi perhatian serius.

” Insiden ini haruslah menjadi sebuah refleksi bagi MBG agar lebih berhati-hati dan meningkatkan pengawasan serta higienitas. Kita juga berharap agar MBG di seluruh wilayah Kabupaten Sumbawa Barat ini dapat selalu meningkatkan kualitas pengadaan baik dari sisi bahan baku, proses pengolahan makanan, hingga keamanan makanan saat dikonsumsi penerima manfaat,” demikian Iwan Irawan. Tan